REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan terus mencari cara untuk
meminimalisasi penggunaan energi fosil dan menggantinya dengan energi
terbarukan. Baru-baru ini, peneliti University of Bath menemukan, ampas kopi ternyata bisa diolah menjadi biodiesel.
Chris
Chuck dan rekan-rekannya membuat bahan bakar dari limbah kopi yang
diproduksi di 20 wilayah yang memiliki kondisi geografis yang berbeda.
Mereka meneliti kopi baik yang mengandung kafein mau pun nonkafein.
"Sekitar
delapan juta ton kopi diproduksi secara global dalam satu tahun. Limbah
atau ampas kopi mencapai 20 persen dari satuan beratnya," ujar Chuck,
seperti dilansir watoday.
Biodiesel dihasilkan dari ampas
kopi yang dilarutkan dalam pelarut organik. Selanjutnya, melalui proses
transerifikasi, ampas kopi diolah mengjadi biodiesel. Berdasarkan studi
ini, varietas kopi yang berbeda termasuk robusta dan arabika akan
menghasilkan biodiesel dengan spesifikasi yang berbeda.
Peneliti
menyimpulkan, sifat bahan bakar yang dihasilkan tergantung dari jenis
ampas kopi yang digunakan sebagai bahan dasar. Namun, apapun jenisnya,
semua kopi dianggap memiliki sifat fisik dan komposisi kimia yang
relevan untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar.
Artinya
semua limbah kopi juga berpotensi diolah untuk memproduksi biodiesel.
Rhodri Jekins, mahasiswa PhD dan penulis utama penelitian itu mengatakan
kedai kopi menghasilkan sedikitnya 10 kilogram ampas kopi yang bisa
diolah menjadi dua liter biodiesel.
Menurut dia, biodiesel akan
menjadi bauran energi yang bisa diproduksi dalam skala kecil.
Setidaknya, biodiesel dari ampas kopi bisa digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan yang digunakan untuk operasional kedai kopi tersebut.