Senin, 30 Desember 2013

Mengapa Atap Bandara Ngurah Rai Bergelombang?

Bandara Internasional Ngurah Rai Bali telah selesai direnovasi dan secara resmi telah dibuka untuk umum sejak 29 September 2013 lalu.

Setelah melalui tahap peningkatan kapasitas selama dua tahun tiga bulan, salah satu bandara tersibuk di Indonesia ini akhirnya mampu menangani 25 juta penumpang setiap tahun. Bandingkan dengan kemampuan sebelumnya yang hanya 7 juta penumpang setiap tahunnya.

Setelah melalui tahap renovasi, Bandara Internasional Ngurah Rai menerapkan desain yang unik yaitu atapnya yang bergelombang. Bentuk atap bergelombang ini dipilih karena memungkinkan untuk mengakomodasi bentangan yang sangat lebar, sekaligus dapat menerapkan konsep eco-airport yang memaksimalkan pencahayaan alami. Selain itu juga menggambarkan indahnya ombak yang menjadi salah satu kebanggaan pulau Bali.

Bagi kontraktor, desain atap bergelombang mempunyai tantangan tersendiri karena bentuk yang tidak biasa. Konstruksi atapnya sendiri terdiri dari baja tubular dengan berbagai ukuran. Untuk mengatasi kesulitan dengan desain tersebut, kontraktor memilih software building information modeling dari Tekla.

Software Tekla ini dipilih karena dipercaya mampu mengakomodir kebutuhan untuk mendesain besi dengan bentuk yang tidak biasa dengan kemampuan desain 3 dimensi. “Kami tidak dapat membayangkan menggunakan software lain untuk mendesain konstruksi atap baja bandara Ngurah Rai, dengan Tekla kita hanya memerlukan waktu 2 bulan dan 4 empat orang,” ungkap Yoki Triwahyudi (Direktur Desain dan Engineering, PT. Duta Cipta Pakar Perkasa—kontraktor yang menangani proyek ini).

Keuntungan lain menggunakan Tekla menurut Yoki adalah adanya kemudahan dan kesederhanaan jika ada perubahan desain dari sebuah bangunan. BIM software dari Tekla juga memungkinkan dua orang bekerja secara bersamaan pada bagian berbeda dari suatu desain.

Selain itu software Tekla memberikan kemudahan ketika akan mempresentasikan desain, karena dapat memperlihatkan kebutuhan dan rancang bangun dari sebuah bangunan secara mendetail. Tekla Structures juga dapat mempercepat proses pabrikasi karena hasil desain tersebut dapat langsung diaplikasikan melalui mesin pembentuk baja, dengan ukuran dan juga komposisi bahan yang tepat. Selain itu dengan adanya modeling 3D dari software Tekla, para pekerja konstruksi juga terbantu karena mereka dapat dengan tepat menentukan bagian atap Bandara Internasional Ngurah Rai yang berukuran 60x60 meter.    

Dengan rampungnya Bandara Internasional Ngurah Rai, diharapkan dapat memberikan rasa nyaman yang lebih bagi para wisatawan baik asing maupun domestik ketika berkunjung ke pulau Bali. Walhasil pertumbuhan ekonomi di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya juga dapat ditingkatkan.

sumber: infokomputer