Bandara Internasional
Ngurah Rai Bali telah selesai direnovasi dan secara resmi telah dibuka untuk umum sejak 29 September 2013 lalu.
Setelah melalui tahap
peningkatan kapasitas selama dua tahun tiga bulan, salah satu bandara tersibuk
di Indonesia ini akhirnya mampu menangani 25 juta penumpang setiap tahun.
Bandingkan dengan kemampuan sebelumnya yang hanya 7 juta penumpang setiap
tahunnya.
Setelah melalui tahap renovasi, Bandara
Internasional Ngurah Rai menerapkan desain yang unik
yaitu atapnya yang bergelombang. Bentuk atap bergelombang ini dipilih
karena memungkinkan untuk mengakomodasi bentangan yang sangat lebar, sekaligus
dapat menerapkan konsep eco-airport
yang memaksimalkan pencahayaan alami. Selain itu juga
menggambarkan indahnya ombak yang menjadi salah satu kebanggaan pulau Bali.
Bagi kontraktor, desain atap bergelombang mempunyai tantangan
tersendiri karena bentuk yang tidak biasa. Konstruksi atapnya sendiri terdiri
dari baja tubular dengan berbagai ukuran. Untuk mengatasi kesulitan dengan
desain tersebut,
kontraktor memilih software building information modeling
dari Tekla.
Software Tekla ini dipilih
karena dipercaya mampu mengakomodir kebutuhan untuk mendesain besi dengan
bentuk yang tidak biasa dengan kemampuan desain 3 dimensi. “Kami tidak dapat
membayangkan menggunakan software
lain untuk mendesain konstruksi atap baja bandara Ngurah Rai, dengan Tekla kita
hanya memerlukan waktu 2 bulan dan 4 empat orang,” ungkap Yoki Triwahyudi (Direktur
Desain dan Engineering, PT. Duta Cipta Pakar
Perkasa—kontraktor yang menangani proyek ini).
Keuntungan lain menggunakan
Tekla menurut Yoki adalah adanya kemudahan dan kesederhanaan jika ada perubahan
desain dari sebuah bangunan. BIM software dari Tekla juga memungkinkan dua
orang bekerja secara bersamaan pada bagian berbeda dari suatu desain.
Selain itu software Tekla memberikan kemudahan
ketika akan mempresentasikan desain, karena dapat memperlihatkan kebutuhan dan
rancang bangun dari sebuah bangunan secara mendetail. Tekla Structures juga
dapat mempercepat proses pabrikasi karena hasil desain tersebut dapat langsung
diaplikasikan melalui mesin pembentuk baja, dengan ukuran dan juga komposisi
bahan yang tepat. Selain itu dengan adanya modeling
3D dari software Tekla, para pekerja
konstruksi juga terbantu karena mereka dapat dengan tepat menentukan bagian
atap Bandara Internasional Ngurah Rai yang berukuran 60x60 meter.
Dengan rampungnya Bandara Internasional Ngurah Rai,
diharapkan dapat memberikan rasa nyaman yang lebih bagi para wisatawan baik
asing maupun domestik ketika berkunjung ke pulau Bali. Walhasil pertumbuhan
ekonomi di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya juga dapat ditingkatkan.
sumber: infokomputer